Kantor Berita Tim Suzuki - Januari 19 2011 - Team Bulan Sabit Inggris Superbike bergembira telah membuat perjanjian dengan Anglo-Amerika bintang John Hopkins untuk Superbike Championship 2011 Inggris dan akan mulai menguji GSX-R1000 di Cartagena, Spanyol, pada awal Maret.
HOPKINS MENANDATANGANI UNTUK TIM BSB Crescent SUZUKI DI 2011
Suzuki Shogun, Rosektor2 The Street Sleepers!
Menggenjot Habis Shogun Axelo di Suramadu — KOMPAS Otomotif
JAKARTA, KOMPAS.com — Selesai acara peluncuran, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memberi kesempatan kepada wartawan untuk mencoba Shogun Axelo. Bebek ini tak hanya sempat dicoba di Sirkuit Kenjeran, tetapi juga menyeberangi jembatan yang kini menjadi ikon kota "Pahlawan" dan Pulau Madura, Suramadu.
Kecepatan top
Ketika sadel diduduki dengan tangan menggapai setang, posisi tubuh terasa nyaman. Lantas, setelah kunci kontak diputar untuk menghidupkan mesin, terdengar deru knalpot halus. Maklum, masih baru! Ternyata bukan itu saja, mesin Shogun Axelo ini dilengkapi dengan engine balancer.
Cukup menarik dan menjadi ciri khas Suzuki, yaitu begitu mesin hidup kedua lampu depan ikut menyala. Ini merupakan model kedua Suzuki setelah Smash Titan fitur yang disebut automatic headlight on (AHO). Cara ini memang dianjurkan dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Keamanan Saat Berkendara.
Saat tuas transmisi digerakkan ke gigi pertama, indikator posisi gigi di panel instrumen ikut menyala pada posisi "1". Pada gigi pertama, tarikan dari sepeda motor dengan mesin 125 cc terasa cukup mantap kendati yang menungganginya berbobot 110 kg. Seperti yang digembar-gemborkan pada saat peluncuran, Shogun Axelo lebih agresif pada tarikan awal. Kesan lain, saat diajak bermanuver, terasa mudah dan cukup mantap.
Kegiatan uji coba berlanjut pada esok harinya, yaitu jalan-jalan dalam kota alias city touring, dan kemudian melintasi Jembatan Suramadu. Selama melakukan perjalanan di dalam kota, Axelo terasa kenyamanan. Kemampuan diajak bermanuver cukup mantap!
Tak kalah seru saat masuk ke Jembatan Suramadu, rombongan diperbolehkan melintas di jalur mobil, kebetulan saat itu relatif lengang. Peserta tes langsung saja menggenjot habis untuk mengukur kemampuannya mencapai kecepatan top.
Pada Shogun Axelo yang digunakan Kompas.com, speedometer-nya menunjukkan angka 120 km/jam saat Jembatan Suramadu menurun, sedangkan di jalan lurus hanya 100 km/jam.
Penulis: Agung Kurniawan
Editor: Zulkifli BJ
Editor: Zulkifli BJ
Shogun Kebo HID + Hi-low Projector installed
well.. kali ini saya posting tentang pengalaman sendiri modifikasi shogun yang sangat menguras kantong. siapa sih yang ga tau HID? lampu xenon? yang pasti sangat terang dan mahal>>>kadang kalo kita berpapasan terlihat menyilaukan dan bikin sebel kalo dipake sama mobil terus dipasang di batok lampu standar,terutama sedan 4L4y yang modifnya norak.baru mampu beli bohlam HID doang ya? gak mampu beli projectornya sekalian hihihihi.
Akhirnya Suzuki Gelontorkan versi Shogun Terbaru Axelo
Produsen motor Suzuki baru saja mengeluarkan motor terbarunya Suzuki Shogun Axelo. Motor ini diklaim memiliki banyak penyempurnaan. Tapi bagaimana dengan performanya?Ketika menaiki motor ini untuk pertama kali, penerus nama besar Shogun ini tampak bersahabat. Ground clearance Axelo yang hanya 135 mm dengan dimensi tubuh 1.895x715x1.075 mm (PxLxT) terbukti tidak menyulitkan pengendara ketika pertama kali menungganginya. Mesin pun dinyalakan. Terdengar deru lembut dari mesin 4 langkah SOHC berkapasitas 125 cc yang digendong Axelo. Uniknya nyala mesin ini dibarengi dengan menyalanya lampu utama di motor. Fitur ini bernama Automatic Headlight On (AHO) dan Suzuki merupakan pabrikan yang pertama menerapkan hal itu sebagai buah UU No 22 tentang lalu lintas.
Shogun 125 High Concept
Shogun 125 RedBull
Tips>>Merawat Knalpot
Salah satu parts terpenting dari motor adalah knalpot. Tanpa knalpot, gas sisa pembakaran mau dibuang kemana?
Karena ini, saya akan coba memberikan tips tentang merawat knalpot :)
Menjaga keutuhan keluarga, eh knalpot bukan sekadar dicuci, lap, dan beres. Itu sih biasa atau cukup dikerjakan tukang cuci motor pinggir jalan. Tap, tap, tapi, masih lho bagian penting yang mesti diperhatikan agar knalpot tetap sehat, nggak kempot dan enak dipandang. Salah satu contoh yang tak terbayang adalah kotoran di balik cover pemanis tabung silencer. Meski sepele, bagian itu memang paling ogah disentuh. Selain susah dijangkau tangan dan alat bantu, perlu waktu khusus untuk mengerjakannya.
Kalau ada waktu luang atau saat motor lagi dicuci, jangan sungkan membersihkan bagian ini. Cukup buka dua baut pakai kunci L 8, hingga silencer terlihat bugil. Dari situ, juga bagian siku dan sambungan knalpot mudah dibersihkan pakai sikat dan air sabun Tidak perlu terlalu sering. Yang ditakukan bila tidak rajin dibersihkan, kemungkinan karat tembus ke bagian depan. Kalau nggak berlubang, pipa saluran buang jadi gampang kempot hingga akhirnya rusak. “Parahnya lagi, baut pengikat jadi susah dibuka karena sudah ditimbuni karat
Perhatikan juga karat tipis yang biasa nyempil di sambungan pipa, silencer dan moncong knalpot. Karena langganan kena genangan air kotor, bagian ini paling gampang menularkan karat. Hingga akhirnya berujung pada kerusakan knalpot akibat patah. “Ini bisa diatasi dengan cat antikarat yang umum dijual di toko alat rumah tangga dan industri,” Sebab fatal lain akibat cuekin knalpot ada pada pemasangan pipa knalpot di lubang exhaust. Kalau tidak diikat rapat dan baik, bukan cuma bikin knalpot nembak, tapi juga gampang masuk air. Makanya biasakan ganti paking knalpot baru ketika pipa buang dilepas.
Sekian, jika ada salah kata-kata, mohon dikoreksi ya...
Sumber : http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=61231
Tips>>SOP / Standar Operasional Prosedur dalam Touring
Halo, kali ini saya akan membeberkan sekilas tentang SOP / Standar Operasional Prosedur dalam touring, soalnya banyak yang mencari-cari tentang ini :)
Berikut papaparannya :
Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda motor secara bersama-sama, dapat berlangsung dengan selamat, tertib dan aman, serta nyaman bagi lingkungan sekitar yand dilaluinya
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua anggota yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor maksimal 8 ( delapan ) unit dalam satu group.
Prosedur ini berlaku untuk semua anggota yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor maksimal 8 ( delapan ) unit dalam satu group.
3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan :
-3.1. Group Touring sepeda motor adalah perjalanan bersama-sama mengendarai sepeda motor beranggotakan Standart 8 (delapan) dan
maksimal 10 (sepuluh) unit sepeda motor dengan tujuan untuk mengunjungi tempat tertentu dalam rangka berwisata, mencari
kesenangan dan menyalurkan hobi berkendara sepeda motor.
-3.2. Kapten adalah pengendara sepeda motor peserta group touring yang memimpin perjalanan touring.
-3.3. Vooridjer adalah pengendara sepeda motor peserta group touring yang ditunjuk oleh Kapten untuk memimpin barisan konvoi selama perjalanan.
-3.4. Sweeper, adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh Kapten untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.
-3.5. Technical Oficer, adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.
-3.6. Health Officer adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh kapten untuk bertanggung jawab terhadap pengelolaan kesehatan dan antisipasi medis anggota group touring selama perjalanan
-3.7. Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.
-3.8. Batas kecepatan maksimum adalah batas kecepatan yang dianggap aman dan masih memberikan ruang untuk bereaksi terhadap kondisi yang berbahaya.
4. KETENTUAN UMUM
-4.1. Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang Kapten dan dibantu oleh 1 ( satu ) orang Vooridjer, 1 (satu) orang Sweaper, 1 (satu) orang Technical Oficer dan 1 (satu ) orang health officer
-4.2. Kapten adalah pimpinan tertinggi dalam suatu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring
-4.3. Semua peserta touring tanpa terkecuali harus mentaati etika touring sebagai berikut :
-4.3.1. Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan
-4.3.2. Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dll)
-4.3.3. Tidak turut mengatur perjalanan turing, kecuali petugas yang berhak untuk mengatur.
-4.3.4. Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, meludahi, atau melakukan aksi-aksi arogansi lainnya)
-4.3.5. Tidak saling mendahului atau berebut jalan.
-4.3.6. Tidak melakukan manuver-manuver berbahaya (lepas tangan, angkat ban, zig-zag, dan melakukan aksi-aksi spektakuler,
dll)
-4.3.7. Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus ma$uk kedalam
barisan konvoi.
-4.3.8. Dilarang menggunakan Sirine
-4.3.9. Dilarang mengunakan lampu rotator
-4.3.10. Dilarang menggunakan klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi emergency.
-4.3.11. Tidak menggunakan hazard/flip flop secara terus menerus saat konvoi. Hazard hanya digunakan pada saat berhenti atau
untuk memberi tanda saat terpisah dengan rombongan.
-4.3.12. Memberikan salam penghormatan dengan mengacungkan ibu jari kanan atau kiri kepada polisi yang bertugas di jalanan.
-4.3.13. Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan (batas maksimal 90 kpj, utk luar kota, dalam kota 60 kpj)
kecepatan ideal konvoi disarankan untuk luar kota tidak lebih dari 80 kpj.
-4.3.14. Konvoi selalu diusahakan berada di jalur kiri
-4.3.15. Memberikan isyarat yang sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainya, dan mengucapkan terima kasih dengan
mengacungkan ibu jari.
-4.3.16. Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara
-4.3.17. Tidak egois, pemaaf dan senantiasa menunjukan sikap empati terhadap pengguna jalan lain
-4.3.18. Selalu menerapkan tata cara bekendaraan yang aman dan benar
-4.3.19. Dapat mempertahankan suasana hati yang positif
-4.3.20. Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas provokasi dari pengendara lain
-4.3.21. Dapat mengontrol emosi yang berubah-ubah
-4.4. Semua peserta group touring tanpa terkecuali harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
-4.4.1. Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik (dicek oleh kapten)
-4.4.2. Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik Ban kendaraan dalam kondisi layak pakai, minimal ketebalan kembang ban 3 mm
-4.4.3. Rem (depan dan belakang) berfungsi dengan baik
-4.4.4. Klakson berfungsi dengan baik.
-4.4.5. Memiliki dan membawa surat-surat kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM dan KTP )
-4.4.6. Tools kit standard tersedia
-4.4.7. Olie, minyak rem, kampas rem, dalam kondisi layak pakai.
-4.4.8. Bahan Bakar penuh
-4.5. Semua peserta group touring tanpa terkecuali harus dalam kondisi prima tidak dalam pengaruh obat-obatan dan alkohol serta melengkapi dirinya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
-4.5.1. Menggunakan Helm full face dengan usia pakai helm maksimal 5 ( lima ) tahun, penumpang minimal menggunakan helm half-face dan dilarang menggunakan helm cetok
-4.5.2. Menggunakan sarung tangan
-4.5.3. Menggunakan sepatu
-4.5.4. Memakai Jaket
-4.5.5. Membawa Jas Hujan, dilarang dalam bentuk ponco
-4.5.6. Membawa Obat2an untuk P3k dan obat-obat kesehatan keperluan pribadi
-4.5.7. Menggunakan pelindung bahu, siku dan lutut (sangat disarankan)
-4.6. Semua peserta group touring diharapkan mematuhi anjuran perjalanan touring sebagai berikut:
-4.6.1. Perjalanan Group touring dimulai dari titik temu yang ditentukan oleh kapten di pinggiran kota. Perjalanan group touring dari dalam kota ke pinggiran kota dapat dilakukan sendiri-sendiri, berpasangan (maksimal dua orang) dan atau bersama-sama tanpa menerapkan formasi touring.
-4.6.2. Perjalanan touring tidak dianjurkan dilakukan pada malam hari mengingat: kondisi fisik peserta yang tidak optimal dan jarak pandang terbatas yang terbatas menimbulkan potensi bahaya yang besar kepada peserta group touring
-4.6.3. Perjalanan touring dianjurkan dilakukan dimulai pada waktu Subuh/pagi hari. Jika perjalanan touring memakan waktu lebih dari satu hari, malam hari disarankan untuk beristirahat dan tidur.
-4.6.4. Perjalanan touring dianjurkan berhenti untuk istirahat setiap 2 (dua) jam sekali, maksimal perjalanan touring tanpa istirahat adalah 3 jam.
-4.7. Pelengkapan Petugas Touring Perlengkapan standar petugas touring adalah :
-4.7.1. Rompi petugas (flourence jacket)
-4.7.2. RF Communicator
-4.8. Urutan penempatan Peserta Touring didalam formasi didasarkan pada tingkat pengalaman mengikuti touring, yang belum berpengalaman harus ditempatkan sedekat mungkin dengan Voorijder demikian seterusnya. Untuk pengaturan petugas diatur dalam Standar Operating Procedure PETUGAS
-5.1.1. Memilih dan mengkordinasikan fungsi petugas group touring; Vooridjer, Sweaper, Technical Officer dan Health Officer
-5.1.2. Bertanggung jawab untuk membawa peserta touring ketujuan dengan selamat dan aman dibantu oleh petugas touring.
-5.1.3. Membatalkan perjalanan atas dasar pertimbangan keselamatan dan keamanan perjalan
-5.1.4. Atas dasar keselamatan dan keamanan berhak menolak seseorang menjadi peserta touring.
-5.1.5. Menyusun rencana route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya, mengelola akomodasi dan segala hal berhubungan dengan perjalanan group touring ( form T-01- lampiran 1 )
-5.1.6. Menyampaikan rencana route perjalanan, lama perjalanan, tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya kepada peserta touring sebelum keberangkatan touring
-5.1.7. Melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi kendaraan dan peserta touring.
-5.1.8. Memberikan isyarat dimulainya touring.
-5.1.9. Mengendalikan perjalanan touring melalui isyarat radio komunikasi.
-5.1.10. Menolak hubungan radio yang dianggap tidak perlu.
-5.1.11. Memberikan laporan perjanan touring ( Form T-02 – lampiran 2 ) kepada ketua Divisi Touring
5.2 Vooridjer
-5.2.1. Mengikuti instruksi kapten.
-5.2.2. Bertanggung jawab kepada kapten
-5.2.3. Mengatur kecepatan dan arah perjalanan touring.
-5.2.4. Memilih jalur touring yang aman, nyaman dan terhindar dari potensi bahaya untuk peserta-peserta touring di belakangnya
-5.2.5. Menetapkan dan memilih titik pemberhentian yang aman
-5.2.6. Menghentikan konvoi jika dirasa perlu; misal. Peserta lelah, lapar, mengantuk, kurang konsentrasi, dst
-5.2.7. Mengatur formasi konvoi dengan memberikan isyarat tangan atau radio.
-5.2.8. Memastikan agar peserta touring berkendara dalam jarak aman dan tidak membahayakan group touring
-5.2.9. Memperhatikan kondisi lalu lintas serta kendaraan-kendaraan yang lain memberitahu peserta turing melalui radio/isyarat tentang kemungkinan yang membahayakan dari bagian depan dan belakang konvoi seperti misalnya kendaraan yang akan menyerobot jalur peserta konvoi dan truk yang akan menyalip serta bahaya terpaaan angin yang ditimbulkannya.
-5.2.10. Memantau keutuhan konvoi group touring dan memastikan konvoi tetap utuh
-5.2.11. Mengawasi jalur yang menyempit, berganti/pindah jalur sebelum peserta touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta touring dapat mema$uki jalur perjalanan dengan aman
5.4. Sweeper
-5.4.1. Bertanggung jawab kepada kapten
-5.4.2. Memastikan semua peserta touring tetap dalam formasi barisan konvoi
-5.4.3. Mengawasi formasi dan memberitahu Kapten masalah yang mungkin terjadi pada konvoi.
-5.4.4. Memberikan bantuan / tanggapan atas kondisi emergency yang dialami oleh peserta touring.
-5.4.5. Mengingatkan peserta touring bila melakukan pelanggaran etika selama touring
-5.4.6. Mengatasi dan mengantisipasi tindakan provokativ yang mengganggu peserta touring dari pengendara lain, dan melaporkan setiap perkembangan situasinya kepada kapten melalui radio.
6. FORMASI DAN ISYARAT
-6.1.FORMASI 1
-6.1.1. Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang, yaitu peserta konvoi berbaris 1 dari mulai terdepan (vorijder) sampai kebelakang Technical Officer
-6.1.3. Isyarat ini harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.2 FORMASI 2
-6.2.1. Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang, yaitu dimana peserta berbaris masing-masing 2 dari mulai barisan terdepan hingga belakang (sweaper). Bila jumlah peserta ganjil, Technical Officer atau petugas paling belakang berada ditengah.
-6.2.2. Isyarat yang digunakan untuk formasi ini diberikan oleh Vooridjer dengan mengangkat dua jari tangan.
-6.2.3. Isyarat ini harus diikuti oleh semua peserta touring.
6.3 ISYARAT DIMULAINYA TOURING.
-6.3.1. Mengacungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai touring.
-6.3.2. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakan dirinya siap memulai touring.
Formasi 1
Formasi 2
-6.3.3. Kondisi siap berangkat adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin
motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu hazard atau lampu sign kanan telah menyala.
-6.3.4. Kapten melakukan inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengacungkan ibu jari )
-6.3.5. Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas touring telah siap, maka kapten kembali ke posisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Vooridjer dengan tanda mengacungkan ibu jari.
-6.3.6. Vooridjer menyalakan sirene atau klakson sebagai tanda dimulainya touring.
6.4. ISYARAT SELAMA TOURING.
-6.4.1. Angkat tangan tegak lurus dengan jari-jari tangan terlihat ( tidak mengepal ), Isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini terus disampaikan hingga petugas touring mendekati. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta touring lainnya.
-6.4.2. Angkat tangan tegak lurus dan melambai lambai perpisahan, Isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara meninggalkan barisan.
Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta touring lainnya
-6.4.3. Mengarahkan tangan ke arah kanan, adalah tanda bahwa konvoi berbelok kearah kanan. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.4. Mengarahkan tangan ke arah kiri, adalah tanda bahwa konvoi berbelok kearah kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.5. Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.6. Mengangkat telunjuk keatas dan memutar membentuk putaran, adalah tanda bahwa konvoi berputar ( U-Turn ). Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.7. Mengayunkan tangan kearah bawah, adalah tanda untuk memperlambat kecepatan dan berhatihati. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, Safety Officer serta sweeper dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.8. Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk menghentikan kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, Safety Officer serta sweaper dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.9. Menurunkan tangan dan mengayunkan kearah depan adalah tanda agar mempercepat kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh sweaper, dan tidak perlu diikuti oleh peserta touring.
-6.4.10. Menurunkan kaki kiri adalah isyarat adanya halangan/ hambatan di sisi KIRI konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, pembatas jalan yang membahayan dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.
-6.4.11. Menurunkan kaki kanan adalah isyarat adanya halangan/ hambatan di sisi KANAN konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, pembatas jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.
-6.4.12. Menurunkan kedua kaki kiri dan kanan adalah isyarat adanya halangan/hambatan di sisi KIRI dan KANAN konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, polisi tidur dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.
-6.4.13. Mengangkat telunjuk dan menggerakannya seperti memotong leher, adalah tanda untuk mematikan mesin, Isyarat ini disampaikan oleh kapten dan diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.14. Mengangkat ibu jari dan telunjuk, berarti " Rapihkan Parkir ", isyarat ini disampaikan oleh Kapten.
-6.4.15. Mengacungkan jempol, adalah tanda penghormatan, isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.16. Hand signal u/ mematikan klakson adalah tangan kanan / kiri menunjuk arah telinga kita.
-6.4.17. Mengangkat tangan kiri atau kanan dengan jari terkepal kecuali ibu jari dan kelingking, adalah tanda untuk memperjauh jarak antara peserta konvoi, isyarat ini diberikan oleh RC dan dikuti serta dipatuhi oleh semua peserta turing
-6.4.18. Pemberian isyarat harus memperhatikan keselamatan diri sendiri sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan isyarat.
-6.4.19. Pemberian isyarat dilakukan tanpa menimbulkan kesan arogansi dan mengintimidasi pengguna jalan lain. Misal: menunjuk pengendara lain agar menyingkir, berdiri diatas motor sambil memberi isyarat pengendara dari arah berlawanan untuk menyingkir, mengangkat kaki seolah-olah ingin menendang pengguna jalan lain, memberikan isyarat yang mengagetkan pengguna jalan lain, dst.
7. METODE KERJA PETUGAS TOURING
Gerakan teknis dan metode kerja petugas touring diuraikan tersendiri dalam Standard Operating Procedure Petugas Touring.
-3.1. Group Touring sepeda motor adalah perjalanan bersama-sama mengendarai sepeda motor beranggotakan Standart 8 (delapan) dan
maksimal 10 (sepuluh) unit sepeda motor dengan tujuan untuk mengunjungi tempat tertentu dalam rangka berwisata, mencari
kesenangan dan menyalurkan hobi berkendara sepeda motor.
-3.2. Kapten adalah pengendara sepeda motor peserta group touring yang memimpin perjalanan touring.
-3.3. Vooridjer adalah pengendara sepeda motor peserta group touring yang ditunjuk oleh Kapten untuk memimpin barisan konvoi selama perjalanan.
-3.4. Sweeper, adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh Kapten untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.
-3.5. Technical Oficer, adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.
-3.6. Health Officer adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh kapten untuk bertanggung jawab terhadap pengelolaan kesehatan dan antisipasi medis anggota group touring selama perjalanan
-3.7. Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.
-3.8. Batas kecepatan maksimum adalah batas kecepatan yang dianggap aman dan masih memberikan ruang untuk bereaksi terhadap kondisi yang berbahaya.
4. KETENTUAN UMUM
-4.1. Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang Kapten dan dibantu oleh 1 ( satu ) orang Vooridjer, 1 (satu) orang Sweaper, 1 (satu) orang Technical Oficer dan 1 (satu ) orang health officer
-4.2. Kapten adalah pimpinan tertinggi dalam suatu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring
-4.3. Semua peserta touring tanpa terkecuali harus mentaati etika touring sebagai berikut :
-4.3.1. Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan
-4.3.2. Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dll)
-4.3.3. Tidak turut mengatur perjalanan turing, kecuali petugas yang berhak untuk mengatur.
-4.3.4. Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, meludahi, atau melakukan aksi-aksi arogansi lainnya)
-4.3.5. Tidak saling mendahului atau berebut jalan.
-4.3.6. Tidak melakukan manuver-manuver berbahaya (lepas tangan, angkat ban, zig-zag, dan melakukan aksi-aksi spektakuler,
dll)
-4.3.7. Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus ma$uk kedalam
barisan konvoi.
-4.3.8. Dilarang menggunakan Sirine
-4.3.9. Dilarang mengunakan lampu rotator
-4.3.10. Dilarang menggunakan klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi emergency.
-4.3.11. Tidak menggunakan hazard/flip flop secara terus menerus saat konvoi. Hazard hanya digunakan pada saat berhenti atau
untuk memberi tanda saat terpisah dengan rombongan.
-4.3.12. Memberikan salam penghormatan dengan mengacungkan ibu jari kanan atau kiri kepada polisi yang bertugas di jalanan.
-4.3.13. Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan (batas maksimal 90 kpj, utk luar kota, dalam kota 60 kpj)
kecepatan ideal konvoi disarankan untuk luar kota tidak lebih dari 80 kpj.
-4.3.14. Konvoi selalu diusahakan berada di jalur kiri
-4.3.15. Memberikan isyarat yang sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainya, dan mengucapkan terima kasih dengan
mengacungkan ibu jari.
-4.3.16. Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara
-4.3.17. Tidak egois, pemaaf dan senantiasa menunjukan sikap empati terhadap pengguna jalan lain
-4.3.18. Selalu menerapkan tata cara bekendaraan yang aman dan benar
-4.3.19. Dapat mempertahankan suasana hati yang positif
-4.3.20. Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas provokasi dari pengendara lain
-4.3.21. Dapat mengontrol emosi yang berubah-ubah
-4.4. Semua peserta group touring tanpa terkecuali harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
-4.4.1. Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik (dicek oleh kapten)
-4.4.2. Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik Ban kendaraan dalam kondisi layak pakai, minimal ketebalan kembang ban 3 mm
-4.4.3. Rem (depan dan belakang) berfungsi dengan baik
-4.4.4. Klakson berfungsi dengan baik.
-4.4.5. Memiliki dan membawa surat-surat kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM dan KTP )
-4.4.6. Tools kit standard tersedia
-4.4.7. Olie, minyak rem, kampas rem, dalam kondisi layak pakai.
-4.4.8. Bahan Bakar penuh
-4.5. Semua peserta group touring tanpa terkecuali harus dalam kondisi prima tidak dalam pengaruh obat-obatan dan alkohol serta melengkapi dirinya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
-4.5.1. Menggunakan Helm full face dengan usia pakai helm maksimal 5 ( lima ) tahun, penumpang minimal menggunakan helm half-face dan dilarang menggunakan helm cetok
-4.5.2. Menggunakan sarung tangan
-4.5.3. Menggunakan sepatu
-4.5.4. Memakai Jaket
-4.5.5. Membawa Jas Hujan, dilarang dalam bentuk ponco
-4.5.6. Membawa Obat2an untuk P3k dan obat-obat kesehatan keperluan pribadi
-4.5.7. Menggunakan pelindung bahu, siku dan lutut (sangat disarankan)
-4.6. Semua peserta group touring diharapkan mematuhi anjuran perjalanan touring sebagai berikut:
-4.6.1. Perjalanan Group touring dimulai dari titik temu yang ditentukan oleh kapten di pinggiran kota. Perjalanan group touring dari dalam kota ke pinggiran kota dapat dilakukan sendiri-sendiri, berpasangan (maksimal dua orang) dan atau bersama-sama tanpa menerapkan formasi touring.
Peserta dipersilahkan berkendara individu sampai tempat yang ditetapkan sebagai titik awal perjalanan group touring.
-4.6.2. Perjalanan touring tidak dianjurkan dilakukan pada malam hari mengingat: kondisi fisik peserta yang tidak optimal dan jarak pandang terbatas yang terbatas menimbulkan potensi bahaya yang besar kepada peserta group touring
-4.6.3. Perjalanan touring dianjurkan dilakukan dimulai pada waktu Subuh/pagi hari. Jika perjalanan touring memakan waktu lebih dari satu hari, malam hari disarankan untuk beristirahat dan tidur.
-4.6.4. Perjalanan touring dianjurkan berhenti untuk istirahat setiap 2 (dua) jam sekali, maksimal perjalanan touring tanpa istirahat adalah 3 jam.
-4.7. Pelengkapan Petugas Touring Perlengkapan standar petugas touring adalah :
-4.7.1. Rompi petugas (flourence jacket)
-4.7.2. RF Communicator
-4.8. Urutan penempatan Peserta Touring didalam formasi didasarkan pada tingkat pengalaman mengikuti touring, yang belum berpengalaman harus ditempatkan sedekat mungkin dengan Voorijder demikian seterusnya. Untuk pengaturan petugas diatur dalam Standar Operating Procedure PETUGAS
5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
-5.1 KAPTEN
-5.1 KAPTEN
-5.1.1. Memilih dan mengkordinasikan fungsi petugas group touring; Vooridjer, Sweaper, Technical Officer dan Health Officer
-5.1.2. Bertanggung jawab untuk membawa peserta touring ketujuan dengan selamat dan aman dibantu oleh petugas touring.
-5.1.3. Membatalkan perjalanan atas dasar pertimbangan keselamatan dan keamanan perjalan
-5.1.4. Atas dasar keselamatan dan keamanan berhak menolak seseorang menjadi peserta touring.
-5.1.5. Menyusun rencana route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya, mengelola akomodasi dan segala hal berhubungan dengan perjalanan group touring ( form T-01- lampiran 1 )
-5.1.6. Menyampaikan rencana route perjalanan, lama perjalanan, tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya kepada peserta touring sebelum keberangkatan touring
-5.1.7. Melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi kendaraan dan peserta touring.
-5.1.8. Memberikan isyarat dimulainya touring.
-5.1.9. Mengendalikan perjalanan touring melalui isyarat radio komunikasi.
-5.1.10. Menolak hubungan radio yang dianggap tidak perlu.
-5.1.11. Memberikan laporan perjanan touring ( Form T-02 – lampiran 2 ) kepada ketua Divisi Touring
5.2 Vooridjer
-5.2.1. Mengikuti instruksi kapten.
-5.2.2. Bertanggung jawab kepada kapten
-5.2.3. Mengatur kecepatan dan arah perjalanan touring.
-5.2.4. Memilih jalur touring yang aman, nyaman dan terhindar dari potensi bahaya untuk peserta-peserta touring di belakangnya
-5.2.5. Menetapkan dan memilih titik pemberhentian yang aman
-5.2.6. Menghentikan konvoi jika dirasa perlu; misal. Peserta lelah, lapar, mengantuk, kurang konsentrasi, dst
-5.2.7. Mengatur formasi konvoi dengan memberikan isyarat tangan atau radio.
-5.2.8. Memastikan agar peserta touring berkendara dalam jarak aman dan tidak membahayakan group touring
-5.2.9. Memperhatikan kondisi lalu lintas serta kendaraan-kendaraan yang lain memberitahu peserta turing melalui radio/isyarat tentang kemungkinan yang membahayakan dari bagian depan dan belakang konvoi seperti misalnya kendaraan yang akan menyerobot jalur peserta konvoi dan truk yang akan menyalip serta bahaya terpaaan angin yang ditimbulkannya.
-5.2.10. Memantau keutuhan konvoi group touring dan memastikan konvoi tetap utuh
-5.2.11. Mengawasi jalur yang menyempit, berganti/pindah jalur sebelum peserta touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta touring dapat mema$uki jalur perjalanan dengan aman
5.4. Sweeper
-5.4.1. Bertanggung jawab kepada kapten
-5.4.2. Memastikan semua peserta touring tetap dalam formasi barisan konvoi
-5.4.3. Mengawasi formasi dan memberitahu Kapten masalah yang mungkin terjadi pada konvoi.
-5.4.4. Memberikan bantuan / tanggapan atas kondisi emergency yang dialami oleh peserta touring.
-5.4.5. Mengingatkan peserta touring bila melakukan pelanggaran etika selama touring
-5.4.6. Mengatasi dan mengantisipasi tindakan provokativ yang mengganggu peserta touring dari pengendara lain, dan melaporkan setiap perkembangan situasinya kepada kapten melalui radio.
5.5. Technical Officer
-5.5.1. Bertanggung jawab kepada Kapten
-5.5.2. Mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik berupa spare parts maupun tenaga trampil.
-5.5.3. Memberikan bantuan teknis terhadap kerusakan teknis yang dialami peserta touring, dan memberikan saran kepada kapten apakah perjalanan touring tetap diteruskan atau dihentikan.
-5.5.1. Bertanggung jawab kepada Kapten
-5.5.2. Mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik berupa spare parts maupun tenaga trampil.
-5.5.3. Memberikan bantuan teknis terhadap kerusakan teknis yang dialami peserta touring, dan memberikan saran kepada kapten apakah perjalanan touring tetap diteruskan atau dihentikan.
5.6. Health Officer
-5.6.1. Bertanggung jawab kepada kaptern
-5.6.2. Mengkoordinir tersedianya perlengkapan medis baik berupa obat-obatan maupun perlengkapan kondisi gawat darurat
-5.6.3. Mengelola bantuan medis untuk kesehatan peserta group touring dan kasus terjadi kecelakaan pada group touring selama perjalanan
-5.6.1. Bertanggung jawab kepada kaptern
-5.6.2. Mengkoordinir tersedianya perlengkapan medis baik berupa obat-obatan maupun perlengkapan kondisi gawat darurat
-5.6.3. Mengelola bantuan medis untuk kesehatan peserta group touring dan kasus terjadi kecelakaan pada group touring selama perjalanan
5.6. Peserta Touring
-5.6.1. Mengetahui rute touring, lama perjalanan dan tempat pemberhentian sementara.
-5.6.2. Mengikuti instruksi Vooridjer, dan Sweaper yang diberikan melalui isyarat tangan, kaki ataupun radio.
-5.6.1. Mengetahui rute touring, lama perjalanan dan tempat pemberhentian sementara.
-5.6.2. Mengikuti instruksi Vooridjer, dan Sweaper yang diberikan melalui isyarat tangan, kaki ataupun radio.
-5.6.3. Menyampaikan informasi ke Kapten dan Sweaper tentang kondisi dirinya, kendaraannya atau lingkungan sekitarnya yang dapat
mengakibatkan terganggunya touring .
-5.6.4. Menjaga jarak aman dengan peserta touring lainnya. Jarak aman ideal adalah 2 detik pengendaraan dan kendaraan lain
dibagian depan
-5.6.4. Menjaga jarak aman dengan peserta touring lainnya. Jarak aman ideal adalah 2 detik pengendaraan dan kendaraan lain
dibagian depan
6. FORMASI DAN ISYARAT
-6.1.FORMASI 1
-6.1.1. Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang, yaitu peserta konvoi berbaris 1 dari mulai terdepan (vorijder) sampai kebelakang Technical Officer
-6.1.2. Isyarat yang digunakan untuk formasi ini diberikan oleh Vooridjer dengan mengangkat satu jari telunjuk.
-6.1.3. Isyarat ini harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.2 FORMASI 2
-6.2.1. Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang, yaitu dimana peserta berbaris masing-masing 2 dari mulai barisan terdepan hingga belakang (sweaper). Bila jumlah peserta ganjil, Technical Officer atau petugas paling belakang berada ditengah.
-6.2.2. Isyarat yang digunakan untuk formasi ini diberikan oleh Vooridjer dengan mengangkat dua jari tangan.
-6.2.3. Isyarat ini harus diikuti oleh semua peserta touring.
6.3 ISYARAT DIMULAINYA TOURING.
-6.3.1. Mengacungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai touring.
-6.3.2. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakan dirinya siap memulai touring.
Formasi 1
Formasi 2
-6.3.3. Kondisi siap berangkat adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin
motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu hazard atau lampu sign kanan telah menyala.
-6.3.4. Kapten melakukan inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengacungkan ibu jari )
-6.3.5. Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas touring telah siap, maka kapten kembali ke posisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Vooridjer dengan tanda mengacungkan ibu jari.
-6.3.6. Vooridjer menyalakan sirene atau klakson sebagai tanda dimulainya touring.
6.4. ISYARAT SELAMA TOURING.
-6.4.1. Angkat tangan tegak lurus dengan jari-jari tangan terlihat ( tidak mengepal ), Isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini terus disampaikan hingga petugas touring mendekati. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta touring lainnya.
-6.4.2. Angkat tangan tegak lurus dan melambai lambai perpisahan, Isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara meninggalkan barisan.
Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta touring lainnya
-6.4.3. Mengarahkan tangan ke arah kanan, adalah tanda bahwa konvoi berbelok kearah kanan. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.4. Mengarahkan tangan ke arah kiri, adalah tanda bahwa konvoi berbelok kearah kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.5. Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.6. Mengangkat telunjuk keatas dan memutar membentuk putaran, adalah tanda bahwa konvoi berputar ( U-Turn ). Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.7. Mengayunkan tangan kearah bawah, adalah tanda untuk memperlambat kecepatan dan berhatihati. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, Safety Officer serta sweeper dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.8. Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk menghentikan kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, Safety Officer serta sweaper dan harus diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.9. Menurunkan tangan dan mengayunkan kearah depan adalah tanda agar mempercepat kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh sweaper, dan tidak perlu diikuti oleh peserta touring.
-6.4.10. Menurunkan kaki kiri adalah isyarat adanya halangan/ hambatan di sisi KIRI konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, pembatas jalan yang membahayan dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.
-6.4.11. Menurunkan kaki kanan adalah isyarat adanya halangan/ hambatan di sisi KANAN konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, pembatas jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.
-6.4.12. Menurunkan kedua kaki kiri dan kanan adalah isyarat adanya halangan/hambatan di sisi KIRI dan KANAN konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, polisi tidur dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.
-6.4.13. Mengangkat telunjuk dan menggerakannya seperti memotong leher, adalah tanda untuk mematikan mesin, Isyarat ini disampaikan oleh kapten dan diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.14. Mengangkat ibu jari dan telunjuk, berarti " Rapihkan Parkir ", isyarat ini disampaikan oleh Kapten.
-6.4.15. Mengacungkan jempol, adalah tanda penghormatan, isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta touring.
-6.4.16. Hand signal u/ mematikan klakson adalah tangan kanan / kiri menunjuk arah telinga kita.
-6.4.17. Mengangkat tangan kiri atau kanan dengan jari terkepal kecuali ibu jari dan kelingking, adalah tanda untuk memperjauh jarak antara peserta konvoi, isyarat ini diberikan oleh RC dan dikuti serta dipatuhi oleh semua peserta turing
-6.4.18. Pemberian isyarat harus memperhatikan keselamatan diri sendiri sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan isyarat.
-6.4.19. Pemberian isyarat dilakukan tanpa menimbulkan kesan arogansi dan mengintimidasi pengguna jalan lain. Misal: menunjuk pengendara lain agar menyingkir, berdiri diatas motor sambil memberi isyarat pengendara dari arah berlawanan untuk menyingkir, mengangkat kaki seolah-olah ingin menendang pengguna jalan lain, memberikan isyarat yang mengagetkan pengguna jalan lain, dst.
7. METODE KERJA PETUGAS TOURING
Gerakan teknis dan metode kerja petugas touring diuraikan tersendiri dalam Standard Operating Procedure Petugas Touring.
Sekian, jika ada kesalahan kata-kata, mohon dikoreksi ya... :)
Sumber :
http://www.akpol98.org/forum/forum_komentar.htm?id=28
http://www.honda-tiger.or.id/forum/
Tips>>All About Convoy
Salah satu tradisi dari klub-klub motor, ialah touring tentunya, touring sendiri ada
yang dilakukan oleh satu motor, atau dua lebih.... Nah... tentunya touring sendiri tidak lepas dari yang namanya konvoi. Ini, saya akan memberi tips tentang Konvoi:
ETIKA KONVOI : Prinsipnya Konvoi dipimpin oleh seorang ROAD CAPTAIN yang bertanggung jawab penuh untuk mengusahakan agar konvoi bisa berlangsung dengan selamat, aman dan nyaman. Road Captain dibantu beberapa group petugas selain VOORIJDER (baca: Fo Riders) yang memimpin konvoi di depan, Road Captain juga dibantu oleh group petugas yang mengawasi kondisi “diluar” konvoi yang kita sebut SAFETY OFFICER dimana petugas ini memantau dan menciptakan kondisi yang safe disekitar konvoi. Group petugas yang kedua adalah SWEEPER, group petugas ini memantau dan mengatur serta memberi bantuan terhadap kondisi “di dalam” konvoi agar tetap dalam formasi yang diperlukan. Petugas yang lainnya adalah TECHNICAL OFFICER, petugas ini siap meberikan bantuan teknis terhadap kesulitan teknis yang terjadi dalam konvoi, satu lagi adalah HEALTH OFFICER, petugas ini bertugas membantu dalam hal medik yang menimpa peserta konvoi. Isyarat dengan tangan dan kaki hampir sama dengan yang selama ini digunakan, yang pasti ikuti semua isyarat dari depan, kecuali isyarat emergency dari peserta konvoi (nanti sweeper yang mau bantu malah bingung kalo semua mengikuti isyarat emergency dari depan).
Isyarat tangan/kaki yang digunakan antara lain:
- 1 atau 2 Jari Tangan ke atas berarti formasi membentuk 1 atau 2 formasi barisan
- Tangan mengepal ke atas berarti formasi berhenti
- Tangan menunjuk ke kiri/kanan berarti barisan membelok ke arah tersebut
- Kaki menjulur salah satu ke arah kiri/kanan berarti ada lubang atau bahaya di sebelah kiri/kanan yang harus dihindari oleh konvoi.
- Kedua belah kaki menjulur keluar berarti kondisi jalan di depan bergelombang atau ada polisi tidur/halangan di depan konvoi.
Ada tambahan tentang etika touring, persyaratan minimal kendaraan dan perlengkapannya. Pada dasarnya prosedur ini dibuat untuk keselamatan rider yang sedang konvoi, juga orang lain dan juga untuk menciptakan image bahwa rider kalo touring itu santun dan menyenangkan. Beberapa etika yang harus diketahui saat konvoi atau touring adalah:
1. Kasih Jempol:
Biasakan berterima kasih ketika kendaraan lain memberi jalan atau melambat untuk membiarkan Anda lewat atau mengalah di sebuah persimpangan, tunjukkan bahwa Anda menghargainya. Berikan jempol sebagai tanda terima kasih!. Bahkan kalau anda tidak tahu apakah mereka sengaja atau tidak, setidaknya berterima kasih itu gratis dan tidak perlu biaya. Kalau anda tidak mau melakukan untuk orang lain, lakukan itu untuk ibu anda. Buat semua orang tahu kalau ibumu sukses membesarkan seorang anak yang tahu sopan santun!?.
2. Antri di Lampu Merah:
Seringkali di persimpangan lampu merah puluhan motor bergerombol di barisan depan dan sering tidak sabar. Akhirnya maju perlahan dan menunggu jauh di depan garis batas atau bahkan menerobos, mengabaikan begitu saja lampu lalu-lintas yang masih menyala merah. Padahal hal itu sangat berbahaya dan sering kali memakan korban tabrakan adu kambing (muka dengan muka). Jadi antrilah dengan sabar di lampu merah menunggu giliran jalan.
3. Sabar Bung
Kalau ada yang berhenti mendadak di depan kita, sabar...Jangan langsung menendang atau meninju kendaraan itu. Lihat dulu kenapa dia berhenti mendadak. Mungkin di depan ada orang yang menyebrang tiba-tiba atau ada motor yang terpeleset. Kalau mobil atau motor depan tidak berhenti mungkin ada peristiwa pilu yang akan terjadi. Hindari provokasi terhadap kendaraan lain, jangan bersikap arogan dan melakukan intimidasi terhadap pengguna jalan lainnya...
Disiplin / Etika Berkonvoi Sepeda Motor Besar Riding Di Dalam Kota Dan Touring Ke Luar Kota
- Datang tepat waktu yang dijadwalkan agar start sesuai jadwal hingga tidak mengalami hambatan kemacetan di jalan serta membuat peserta lainnya kecewa.
- Briefing singkat dengan seluruh peserta touring sebelum start, menentukan siapa Road Captain (RC), Sweeper (SP), route jalan dll.
- Berdo’a dengan kepercayaannya masing – masing untuk keselamatan.
- Seluruh kendaraan peserta konvoi harus menyalakan lampu besar.
- Dalam setiap konvoi di dahului oleh RC dan di akhiri oleh SP.
- Seluruh peserta konvoi berjalan mengikuti RC kemana pergerakannya dengan posisi dibelakang dengan jarak aman (tidak terlalu dekat / jauh). Khusus untuk jalan macet peserta harus lebih dekat.
- Seluruh peserta konvoi mengambil posisi bersilang dengan kendaraan didepannya (zig – zag), dan berpindah ke kanan / kiri bila di depannya berpindah.
- Seluruh peserta konvoi harus memberi tanda untuk peserta dibelakangnya bila ada tanda dari RC, mis; ada lubang, jalan rusak, belok kanan / kiri, berhenti dll.
- Peserta konvoi no 2 / 3 (ass. RC) di belakang Road Captain harus berinisiatif menjadi bloking jalan bila akan memutar jalan, keluar ke jalan atau memotong jalan.
- Seluruh peserta konvoi dapat bergerak secara dinamis dalam urutan kedepan untuk mengisi jarak agar tidak tertinggal bila didepan kita agak melambat atau ke posisi belakang .
- Seluruh peserta konvoi wajib memikirkan keselamatan peserta konvoi lainnya.
- SP akan mendahului / memberitahu RC untuk berhenti bila ada peserta konvoi yang bermasalah.
- RC akan selalu memantau seluruh peserta konvoi via kaca spion.
- Touring akan diikuti oleh kendaraan service dan mekaniknya.
- Dalam suatu touring keluar kota dengan jumlah peserta agak banyak dapat dibagi 2 atau 3 group, sesuai dengan kemampuan rata – rata peserta.
YANG HARUS DIHINDARKAN DAN DILAKUKAN SELAMA BERKONVOI
Untuk Road Captain :
- Dilarang Berjalan sekehendaknya dengan kecepatan tinggi.
- Dilarang mendahului kendaraan lain tanpa memikirkan peserta konvoi.
- Dilarang berjalan zig zag mendahului kendaraan lain.
- Dilarang memberi perintah kepada peserta konvoi yang belum berpengalaman untuk menjadi Road Captain khususnya riding keluar kota.
- Dilarang berhenti secara tiba – tiba, tanpa alasan yang jelas.
- Akan mengambil posisi jalan selalu disebelah kanan bila jalan agak padat.
- Akan memberitahu kendaraan yang disusul atau juga dari arah berlawanan untuk memberi jalan.
- Akan menjaga kecepatan rata – rata agar dapat diimbangi peserta konvoi.
- Akan memberitahu kapan akan berhenti.
- Akan menggunakan lampu hazard dan lampu strobo bila ada.
- Wajib memahami dan mematuhi etika berkonvoi.
Untuk Peserta Konvoi:
- Dilarang mendahului RC tanpa alasan yang jelas.
- Dilarang mendahului kendaraan lain dari sisi sebelah kiri / yang berlawanan peserta didepannya tanpa alasan yang jelas.
- Dilarang memisahkan diri tanpa memberitahu peserta lainnya.
- Dilarang saling susul dengan sesama peserta konvoi dan dengan kendaraan lain.
- Dilarang berjalan bersebelahan dengan sesama peserta konvoi dalam kecepatan tinggi.
- Dilarang bercanda selama riding / touring dengan peserta konvoi lainnya .
- Gunakan lampu sein sewaktu akan berbelok.
- Cepat memberitahu SP bila ada masalah.
- Wajib memahami dan mematuhi etika berkonvoi.
Untuk Sweeper:
- Dilarang berjalan sekehendaknya dengan kecepatan tinggi.
- Dilarang mengajak peserta konvoi untuk kebut - kebutan.
- Dilarang berhenti / memisahkan diri tanpa memberitahu peserta di depannya dan tanpa alasan yang jelas.
- Cepat memberitahu RC untuk berhenti bila ada peserta konvoi yang bermasalah.
- Akan menggunakan lampu hazard.
- Wajib memahami dan mematuhi etika berkonvoi.
Sumber :
http://www.facebook.com/topic.php?uid=130459321601&topic=12595
http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=127863&page=1
Sekian dari saya, jika ada salah kata-kata, mohon dikoreksi ya :)
Suzuki Shogun Axelo 2011
PT. Suzuki Indomobil Sales (PT. SIS) membuka tahun 2011 dengan Shogun Axelo dan Sky Drive Racing Edition.
Tahun 2011 diprediksikan pasar motor bebek masih akan cukup bergairah. Oleh karena itu pada tanggal 28 Januari 2011 PT. Suzuki Indomobil Sales sebagai perusahaan yang inovatif akan memperkenalkan salah satu motor bebek terbaru andalannya dari varian SHOGUN yaitu SHOGUN AXELO.
Tahun 2011 diprediksikan pasar motor bebek masih akan cukup bergairah. Oleh karena itu pada tanggal 28 Januari 2011 PT. Suzuki Indomobil Sales sebagai perusahaan yang inovatif akan memperkenalkan salah satu motor bebek terbaru andalannya dari varian SHOGUN yaitu SHOGUN AXELO.
Motor responsif tapi irit ini (good AXELeration and LOw fuel consumption), merupakan model terbaru yang akan menjadi pengganti model SHOGUN.
Mengusung mesin 4 tak, SOHC, 125cc High Power Engine dan berpendingin udara membuat SHOGUN AXELO memiliki daya maksimum yang lebih besar, suara yang halus dan getaran yang minim.
Dilengkapi CDI baru dengan range yang lebih panjang, dipastikan dapat memanjakan para penyuka kecepatan karena dapat mencegah "knocking" pada putaran mesin 9,800 rpm. Knalpot desain barunya akan mendukung penampilan sporty para pengguna SHOGUN AXELO dan menekan kadar gas buang sehingga lebih ramah lingkungan Sedangkan bagi yang mementingkan kenyamanan dalam berkendara, Suzuki SHOGUN AXELO ini dilengkapi dengan teknologi engine balancer, yang berfungsi untuk menghasilkan getaran yang sangat minim sehingga dapat menambah kenyamanan berkendara.
Suzuki SHOGUN AXELO memiliki desain dengan tarikan garis tegas dan carbon look di beberapa bagian yang terinspirasi dari dua moge Suzuki yaitu Hayabusa dan Supersport Suzuki GSX-R.
Mengusung mesin 4 tak, SOHC, 125cc High Power Engine dan berpendingin udara membuat SHOGUN AXELO memiliki daya maksimum yang lebih besar, suara yang halus dan getaran yang minim.
Dilengkapi CDI baru dengan range yang lebih panjang, dipastikan dapat memanjakan para penyuka kecepatan karena dapat mencegah "knocking" pada putaran mesin 9,800 rpm. Knalpot desain barunya akan mendukung penampilan sporty para pengguna SHOGUN AXELO dan menekan kadar gas buang sehingga lebih ramah lingkungan Sedangkan bagi yang mementingkan kenyamanan dalam berkendara, Suzuki SHOGUN AXELO ini dilengkapi dengan teknologi engine balancer, yang berfungsi untuk menghasilkan getaran yang sangat minim sehingga dapat menambah kenyamanan berkendara.
Suzuki SHOGUN AXELO memiliki desain dengan tarikan garis tegas dan carbon look di beberapa bagian yang terinspirasi dari dua moge Suzuki yaitu Hayabusa dan Supersport Suzuki GSX-R.
Direncanakan SHOGUN AXELO akan hadir dalam tiga varian yaitu varian Shogun Axelo cast wheel dan rem tromol di ban belakang dengan auto clutch, varian Shogun Axelo S cast wheel dan rem cakram ganda depan belakang auto clucth, dan varian Shogun Axelo R cast wheel dan rem cakram depan belakang dengan manual clucth. Harga on the road Jakarta untuk masing-masing varian tersebut adalah Shogun Axelo Rp 13.800.000, Shogun Axelo S Rp 14.700.000, dan Shogun Axelo R Rp 15.000.000.
Shogun Axelo hadir dengan dua pilihan warna sebagai berikut, Candy Marine Blue - Titan Black dan Titan Black. Sedangkan Shogun Axelo S dan R hadir dengan empat pilhan warna dengan nama warna yang sama yaitu : Candy Marine Blue - Titan Black, Candy Summer Red - Titan Black, Metallic Matt Platinum Silver - Titan Black, dan Titan Black.
Demi keamanan berkendara dan mendukung peraturan pemerintah yang dituangkan dalam UU No. 22 tahun 2009 mengenai menyalakan lampu selama berkendara, maka SHOGUN AXELO telah dilengkapi dengan AHO (Automatic Head-Light On). Dengan fitur AHO, lampu akan menyala secara otomatis bila mesin kendaraan dinyalakan. PT. SIS adalah produsen sepeda motor pertama di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi ini.
Demi keamanan berkendara dan mendukung peraturan pemerintah yang dituangkan dalam UU No. 22 tahun 2009 mengenai menyalakan lampu selama berkendara, maka SHOGUN AXELO telah dilengkapi dengan AHO (Automatic Head-Light On). Dengan fitur AHO, lampu akan menyala secara otomatis bila mesin kendaraan dinyalakan. PT. SIS adalah produsen sepeda motor pertama di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi ini.
Sky Drive Racing Edition, gaya racing yang tidak akan mati. PT. Suzuki Indomobil Sales memperkenalkan Sky Drive Racing Edition sebagai varian dari model Sky Drive 125. Perubahan pada warna dan stripping yang bernuansa sport layaknya Supersport Suzuki GSX-R Series dengan tulisan Racing Edition pada bagian frame cover, semakin menegaskan karakter Sky Drive layaknya seperti motor balap. Harga on the road Jakarta untuk tipe Sky Drive Racing Edition adalah Rp 13.300.000.
Isyarat tangan Polisi
Tips>>Shogun 125 : Mengapa jarum display pada speedometer menunjukan posisi bensin Shogun 125 kondisinya berubah-ubah dan tidak stabil
Penunjukan posisi bensin pada Speedometer untuk tipe Shogun 125 memang berbeda dengan tipe yang lain.
Karakteristik fuelmeter pada speedometer memang cenderung sensitif; dalam arti respon terhadap perubahan posisi bensin dalam tangki langsung ditunjukan.
Seperti diketahui, saat akselerasi (penambahan kecepatan) bensin dalam tangki akan bergerak. Ini karena diperngaruhi oleh gaya aksi-reaksi dan sifat cairan yang mudah menyesuaikan dengan ruang benda.
Karakteristik fuelmeter pada speedometer memang cenderung sensitif; dalam arti respon terhadap perubahan posisi bensin dalam tangki langsung ditunjukan.
Seperti diketahui, saat akselerasi (penambahan kecepatan) bensin dalam tangki akan bergerak. Ini karena diperngaruhi oleh gaya aksi-reaksi dan sifat cairan yang mudah menyesuaikan dengan ruang benda.
Info>>Suzuki Burgman 400 Sport
Suzuki, Matic Jika kita mendengar 2 kata itu, maka Spin, Skydrive & Skywave akan ada dipikiran kita....How 'bout Burgman?
Flagship Suzuki di kelas Matic ini merupakan salah satu favorit rider-rider di luar negeri, karena keanggunan, kemampuan touring yang mumpuni serta enjin yang bagus.... sayangnya banyak yang merasa Burgman kurang bertenaga :(
Suzuki US mencoba mementahkan pikiran itu....
Welcome to Burgman 400 Sport
Ini merupakan buah hasil dari pertemuan dealer Suzuki di Amerika Serikat, yang menginginkan produk matic Suzuki yang kencang, sporty & kental dengan nama GSX-R
Suzuki menyebut produk barunya ini sebagai BURGMAN 400 SPORT yang memakai mesin satu silinder berkapasitas 400c.
Perubahan dibandingkan dengan Burgman "Biasa" terletak pada fairing, suspensi, rem, dan ban yang kini berprofil lebih lebar.... dan tentunya color-scheme yang agresif & kental dengan corak khas GSX-R
Fitur-fiturnya antara lain :
-Fuel tank capacity : 13,5 litre
-Dry Weight : 215kg
-Front Brake : Tokico Dual Hydraulic Wave-disk
-Rear Brake :Tokico Single Hydraulic Wave-disk
-Engine Capacity : 388cc w/ ISC (idle speed control)
Ini baru dashboard Matic :p
Burgman 400 Sport sudah dilengkapi teknologi ISC (Idle Speed Control)
dimana teknologi ini bisa menset kondisi idle motor dengan berbagai keadaan, agar sesuai dengan gaya riding pengendara & jalanan
Dan tentunya motor ini mempunyai front glove box, bagasi cukup lebar dan passenger seat back rest khas Skutik
Product ini bakalan dibanderol seharga USD 6200 atau sekitar 62 juta rupiah, Yang pasti, kalau dimasukkan ke indonesia, Skutik ini akan lebih mahal
mengingat product ini lebih dari 250cc dan dikategorikan barang mewah :(
Suzuki, benar-benar Inovasi tiada henti!
Sumber : fasterandfaster.net
suzukicycles.com
Retrospective>>Suzuki FX 125 Cyber Sports
Apa kabar, nama saya Reyhan Firdaus....saya adalah kontributor baru untuk Shogun Magazine :)
Saya akan mencoba menulis tentang salah satu motor legendaris dari Suzuki, FX-125 Cyber Sports
FX 125... Salah satu produk andalan Suzuki Lion Malaysia di kelas mediocre sport cub, menyaingi Yamaha 125Z
Bisa dibilang ini salah satu bukti bahwa Suzuki memang salah satu pelopor Inovasi.
Disaat pabrikan lain masih mengandalkan 2-stroke dalam produk high end-nya, Suzuki sudah memulai membuat enjin 4-tak High Performance di tahun 2001 (tahun peluncuran FX-125)
Kita lihat spesifikasi-nya :
Overall Length: 1 955 mm (77.0 in)
Overall Width: 680 mm (26.8 in)
Overall Height: 1 080 mm (42.5 in)
Seat Height: 7760 mm (29.9 in)
Ground Clearance: 145 mm (5.7 in)
Wheelbase: 1 275 mm (50.2 in)
Dry Weight: 104 kg (229 lbs)
Engine type: Oil-cooled 124,5 cc single cylinder, DOHC, 4 valves.
Overall Width: 680 mm (26.8 in)
Overall Height: 1 080 mm (42.5 in)
Seat Height: 7760 mm (29.9 in)
Ground Clearance: 145 mm (5.7 in)
Wheelbase: 1 275 mm (50.2 in)
Dry Weight: 104 kg (229 lbs)
Engine type: Oil-cooled 124,5 cc single cylinder, DOHC, 4 valves.
Lihat, tipe enjinnya sendiri sudah menggiurkan bukan?
Mesin Berdiri, Dual Kem, Oil Cooler + TSCC (twin swirl combustion chamber) khas Suzuki tentunya...
Setelah 3 tahun masa produksi, FX-125 digantikan oleh Suzuki Raider FU-125, dan jika kita menilik model mesinnya, Suzuki Satria FU-150 juga masih memakai basis mesin FX-125
Mantap bukan?
Bayangkan jika Tim-tim Road Race menggunakan FX-125 di kelas MP1....
Hell yeah!!!
Di Malaysia sendiri, Suzuki FX-125 merupakan "Cult Bike"....karena sejarah, rareness, serta ketangguhan mesin & sasis-nya... serta dianggap lebih bagus spek-nya dibanding Yamaha Spark 135.
Bayangkan! Motor produksi 2001 masih lebih baik dibanding motor-motor baru!
Memang.... Suzuki merupakan pelopor inovasi :)
Sumber :
http://www.suzukicycles.org/FX-FXR-series/FX125.shtml
http://www.otosaigon.com/forum/Suzuki-FX-125-m924403.aspx
Langganan:
Postingan (Atom)
0 comments: