IBX5A6A7EDC370A1

Anouncement

Site in dalam masa pembangunan ulang, agar memudahkan dan berguna bagi para shoguners.
Admin-Birkov


Tips>>SOP / Standar Operasional Prosedur dalam Touring

Halo, kali ini saya akan membeberkan sekilas tentang SOP / Standar Operasional Prosedur dalam touring, soalnya banyak yang mencari-cari tentang ini :)

Berikut papaparannya :


1. TUJUAN

Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda motor secara bersama-sama, dapat berlangsung dengan selamat, tertib dan aman, serta nyaman bagi lingkungan sekitar yand dilaluinya

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua anggota yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor maksimal 8 ( delapan ) unit dalam satu group.

3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan :

-3.1. Group Touring sepeda motor adalah perjalanan bersama-sama mengendarai sepeda motor beranggotakan Standart 8 (delapan) dan
maksimal 10 (sepuluh) unit sepeda motor dengan tujuan untuk mengunjungi tempat tertentu dalam rangka berwisata, mencari
kesenangan dan menyalurkan hobi berkendara sepeda motor.

-3.2. Kapten adalah pengendara sepeda motor peserta group touring yang memimpin perjalanan touring.

-3.3.
Vooridjer adalah pengendara sepeda motor peserta group touring yang ditunjuk oleh Kapten untuk memimpin barisan konvoi selama perjalanan.

-3.4.
Sweeper, adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh Kapten untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.

-3.5.
Technical Oficer, adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.

-3.6.
Health Officer adalah peserta group touring yang ditunjuk oleh kapten untuk bertanggung jawab terhadap pengelolaan kesehatan dan antisipasi medis anggota group touring selama perjalanan

-3.7. Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.

-3.8. Batas kecepatan maksimum adalah batas kecepatan yang dianggap aman dan masih memberikan ruang untuk bereaksi terhadap kondisi yang berbahaya.

4. KETENTUAN UMUM

-4.1. Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang Kapten dan dibantu oleh 1 ( satu ) orang Vooridjer, 1 (satu) orang Sweaper, 1 (satu) orang Technical Oficer dan 1 (satu ) orang health officer

-4.2. Kapten adalah pimpinan tertinggi dalam suatu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring

-4.3. Semua peserta touring tanpa terkecuali harus mentaati etika touring sebagai berikut :

-4.3.1. Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan

-4.3.2. Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dll)

-4.3.3. Tidak turut mengatur perjalanan turing, kecuali petugas yang berhak untuk mengatur.

-4.3.4. Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, meludahi, atau melakukan aksi-aksi arogansi lainnya)

-4.3.5. Tidak saling mendahului atau berebut jalan.

-4.3.6. Tidak melakukan manuver-manuver berbahaya (lepas tangan, angkat ban, zig-zag, dan melakukan aksi-aksi spektakuler,
dll)

-4.3.7. Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus ma$uk kedalam
barisan konvoi.

-4.3.8. Dilarang menggunakan Sirine

-4.3.9. Dilarang mengunakan lampu rotator

-4.3.10. Dilarang menggunakan klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi emergency.

-4.3.11. Tidak menggunakan hazard/flip flop secara terus menerus saat konvoi. Hazard hanya digunakan pada saat berhenti atau
untuk memberi tanda saat terpisah dengan rombongan.

-4.3.12. Memberikan salam penghormatan dengan mengacungkan ibu jari kanan atau kiri kepada polisi yang bertugas di jalanan.

-4.3.13. Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan (batas maksimal 90 kpj, utk luar kota, dalam kota 60 kpj)
kecepatan ideal konvoi disarankan untuk luar kota tidak lebih dari 80 kpj.

-4.3.14. Konvoi selalu diusahakan berada di jalur kiri

-4.3.15. Memberikan isyarat yang sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainya, dan mengucapkan terima kasih dengan
mengacungkan ibu jari.

-4.3.16. Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara

-4.3.17. Tidak egois, pemaaf dan senantiasa menunjukan sikap empati terhadap pengguna jalan lain

-4.3.18. Selalu menerapkan tata cara bekendaraan yang aman dan benar

-4.3.19. Dapat mempertahankan suasana hati yang positif

-4.3.20. Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas provokasi dari pengendara lain

-4.3.21. Dapat mengontrol emosi yang berubah-ubah

-4.4. Semua peserta group touring tanpa terkecuali harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :

-4.4.1. Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik (dicek oleh kapten)

-4.4.2. Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik Ban kendaraan dalam kondisi layak pakai, minimal ketebalan kembang ban 3 mm

-4.4.3. Rem (depan dan belakang) berfungsi dengan baik

-4.4.4. Klakson berfungsi dengan baik.

-4.4.5. Memiliki dan membawa surat-surat kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM dan KTP )

-4.4.6. Tools kit standard tersedia

-4.4.7. Olie, minyak rem, kampas rem, dalam kondisi layak pakai.

-4.4.8. Bahan Bakar penuh

-4.5. Semua peserta group touring tanpa terkecuali harus dalam kondisi prima tidak dalam pengaruh obat-obatan dan alkohol serta melengkapi dirinya minimal dengan kondisi sebagai berikut :

-4.5.1. Menggunakan Helm full face dengan usia pakai helm maksimal 5 ( lima ) tahun, penumpang minimal menggunakan helm half-face dan dilarang menggunakan helm cetok

-4.5.2. Menggunakan sarung tangan

-4.5.3. Menggunakan sepatu

-4.5.4. Memakai Jaket

-4.5.5. Membawa Jas Hujan, dilarang dalam bentuk ponco

-4.5.6. Membawa Obat2an untuk P3k dan obat-obat kesehatan keperluan pribadi

-4.5.7. Menggunakan pelindung bahu, siku dan lutut (sangat disarankan)

-4.6. Semua peserta group touring diharapkan mematuhi anjuran perjalanan touring sebagai berikut:

-4.6.1. Perjalanan Group touring dimulai dari titik temu yang ditentukan oleh kapten di pinggiran kota. Perjalanan group touring dari dalam kota ke pinggiran kota dapat dilakukan sendiri-sendiri, berpasangan (maksimal dua orang) dan atau bersama-sama tanpa menerapkan formasi touring.
Peserta dipersilahkan berkendara individu sampai tempat yang ditetapkan sebagai titik awal perjalanan group touring.

-4.6.2. Perjalanan touring tidak dianjurkan dilakukan pada malam hari mengingat: kondisi fisik peserta yang tidak optimal dan jarak pandang terbatas yang terbatas menimbulkan potensi bahaya yang besar kepada peserta group touring

-4.6.3. Perjalanan touring dianjurkan dilakukan dimulai pada waktu Subuh/pagi hari. Jika perjalanan touring memakan waktu lebih dari satu hari, malam hari disarankan untuk beristirahat dan tidur.

-4.6.4. Perjalanan touring dianjurkan berhenti untuk istirahat setiap 2 (dua) jam sekali, maksimal perjalanan touring tanpa istirahat adalah 3 jam.

-4.7. Pelengkapan Petugas Touring Perlengkapan standar petugas touring adalah :

-4.7.1. Rompi petugas (flourence jacket)

-4.7.2. RF Communicator

-4.8. Urutan penempatan Peserta Touring didalam formasi didasarkan pada tingkat pengalaman mengikuti touring, yang belum berpengalaman harus ditempatkan sedekat mungkin dengan Voorijder demikian seterusnya. Untuk pengaturan petugas diatur dalam Standar Operating Procedure PETUGAS

5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

-5.1 KAPTEN

-5.1.1. Memilih dan mengkordinasikan fungsi petugas group touring; Vooridjer, Sweaper, Technical Officer dan Health Officer

-5.1.2. Bertanggung jawab untuk membawa peserta touring ketujuan dengan selamat dan aman dibantu oleh petugas touring.

-5.1.3. Membatalkan perjalanan atas dasar pertimbangan keselamatan dan keamanan perjalan

-5.1.4. Atas dasar keselamatan dan keamanan berhak menolak seseorang menjadi peserta touring.

-5.1.5. Menyusun rencana route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya, mengelola akomodasi dan segala hal berhubungan dengan perjalanan group touring ( form T-01- lampiran 1 )

-5.1.6. Menyampaikan rencana route perjalanan, lama perjalanan, tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya kepada peserta touring sebelum keberangkatan touring

-5.1.7. Melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi kendaraan dan peserta touring.

-5.1.8. Memberikan isyarat dimulainya touring.

-5.1.9. Mengendalikan perjalanan touring melalui isyarat radio komunikasi.

-5.1.10. Menolak hubungan radio yang dianggap tidak perlu.

-5.1.11. Memberikan laporan perjanan touring ( Form T-02 – lampiran 2 ) kepada ketua Divisi Touring

5.2 Vooridjer

-5.2.1. Mengikuti instruksi kapten.

-5.2.2. Bertanggung jawab kepada kapten

-5.2.3. Mengatur kecepatan dan arah perjalanan touring.

-5.2.4. Memilih jalur touring yang aman, nyaman dan terhindar dari potensi bahaya untuk peserta-peserta touring di belakangnya

-5.2.5. Menetapkan dan memilih titik pemberhentian yang aman

-5.2.6. Menghentikan konvoi jika dirasa perlu; misal. Peserta lelah, lapar, mengantuk, kurang konsentrasi, dst

-5.2.7. Mengatur formasi konvoi dengan memberikan isyarat tangan atau radio.

-5.2.8. Memastikan agar peserta touring berkendara dalam jarak aman dan tidak membahayakan group touring

-5.2.9. Memperhatikan kondisi lalu lintas serta kendaraan-kendaraan yang lain memberitahu peserta turing melalui radio/isyarat tentang kemungkinan yang membahayakan dari bagian depan dan belakang konvoi seperti misalnya kendaraan yang akan menyerobot jalur peserta konvoi dan truk yang akan menyalip serta bahaya terpaaan angin yang ditimbulkannya.

-5.2.10. Memantau keutuhan konvoi group touring dan memastikan konvoi tetap utuh

-5.2.11. Mengawasi jalur yang menyempit, berganti/pindah jalur sebelum peserta touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta touring dapat mema$uki jalur perjalanan dengan aman

5.4. Sweeper

-5.4.1. Bertanggung jawab kepada kapten

-5.4.2. Memastikan semua peserta touring tetap dalam formasi barisan konvoi

-5.4.3. Mengawasi formasi dan memberitahu Kapten masalah yang mungkin terjadi pada konvoi.

-5.4.4. Memberikan bantuan / tanggapan atas kondisi emergency yang dialami oleh peserta touring.

-5.4.5. Mengingatkan peserta touring bila melakukan pelanggaran etika selama touring

-5.4.6. Mengatasi dan mengantisipasi tindakan provokativ yang mengganggu peserta touring dari pengendara lain, dan melaporkan setiap perkembangan situasinya kepada kapten melalui radio.

5.5. Technical Officer

-5.5.1. Bertanggung jawab kepada Kapten

-5.5.2. Mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik berupa spare parts maupun tenaga trampil.

-5.5.3. Memberikan bantuan teknis terhadap kerusakan teknis yang dialami peserta touring, dan memberikan saran kepada kapten apakah perjalanan touring tetap diteruskan atau dihentikan.

5.6. Health Officer

-5.6.1. Bertanggung jawab kepada kaptern

-5.6.2. Mengkoordinir tersedianya perlengkapan medis baik berupa obat-obatan maupun perlengkapan kondisi gawat darurat

-5.6.3. Mengelola bantuan medis untuk kesehatan peserta group touring dan kasus terjadi kecelakaan pada group touring selama perjalanan

5.6. Peserta Touring

-5.6.1. Mengetahui rute touring, lama perjalanan dan tempat pemberhentian sementara.

-5.6.2. Mengikuti instruksi Vooridjer, dan Sweaper yang diberikan melalui isyarat tangan, kaki ataupun radio.

-5.6.3. Menyampaikan informasi ke Kapten dan Sweaper tentang kondisi dirinya, kendaraannya atau lingkungan sekitarnya yang dapat
mengakibatkan terganggunya touring .

-5.6.4. Menjaga jarak aman dengan peserta touring lainnya. Jarak aman ideal adalah 2 detik pengendaraan dan kendaraan lain
dibagian depan

6. FORMASI DAN ISYARAT

-6.1.
FORMASI 1

-6.1.1. Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang, yaitu peserta konvoi berbaris 1 dari mulai terdepan (vorijder) sampai kebelakang
Technical Officer

-6.1.2. Isyarat yang digunakan untuk formasi ini diberikan oleh Vooridjer dengan mengangkat satu jari telunjuk.

-6.1.3. Isyarat ini
harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.2 FORMASI 2

-6.2.1. Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang, yaitu dimana peserta berbaris masing-masing 2 dari mulai barisan terdepan hingga belakang (sweaper). Bila jumlah peserta ganjil, Technical Officer atau petugas paling belakang berada ditengah.

-6.2.2. Isyarat yang digunakan untuk formasi ini diberikan oleh Vooridjer dengan mengangkat dua jari tangan.

-6.2.3. Isyarat ini harus diikuti oleh semua peserta touring.

6.3 ISYARAT DIMULAINYA TOURING.

-6.3.1. Mengacungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai touring.

-6.3.2. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakan dirinya siap memulai touring.

Formasi 1
Formasi 2

-6.3.3. Kondisi siap berangkat adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin
motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu hazard atau lampu sign kanan telah menyala.

-6.3.4. Kapten melakukan inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengacungkan ibu jari )

-6.3.5. Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas touring telah siap, maka kapten kembali ke posisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Vooridjer dengan tanda mengacungkan ibu jari.

-6.3.6. Vooridjer menyalakan sirene atau klakson sebagai tanda dimulainya touring.

6.4. ISYARAT SELAMA TOURING.

-6.4.1. Angkat tangan tegak lurus dengan jari-jari tangan terlihat ( tidak mengepal ), Isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini terus disampaikan hingga petugas touring mendekati. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta touring lainnya.

-6.4.2. Angkat tangan tegak lurus dan melambai lambai perpisahan, Isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara meninggalkan barisan.

Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta touring lainnya

-6.4.3. Mengarahkan tangan ke arah kanan, adalah tanda bahwa konvoi berbelok kearah kanan. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.4. Mengarahkan tangan ke arah kiri, adalah tanda bahwa konvoi berbelok kearah kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.5. Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.6. Mengangkat telunjuk keatas dan memutar membentuk putaran, adalah tanda bahwa konvoi berputar ( U-Turn ). Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, dan harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.7. Mengayunkan tangan kearah bawah, adalah tanda untuk memperlambat kecepatan dan berhatihati. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, Safety Officer serta sweeper dan harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.8. Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk menghentikan kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh Voojrider, Safety Officer serta sweaper dan harus diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.9. Menurunkan tangan dan mengayunkan kearah depan adalah tanda agar mempercepat kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh sweaper, dan tidak perlu diikuti oleh peserta touring.

-6.4.10. Menurunkan kaki kiri adalah isyarat adanya halangan/ hambatan di sisi KIRI konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, pembatas jalan yang membahayan dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.

-6.4.11. Menurunkan kaki kanan adalah isyarat adanya halangan/ hambatan di sisi KANAN konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, pembatas jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.

-6.4.12. Menurunkan kedua kaki kiri dan kanan adalah isyarat adanya halangan/hambatan di sisi KIRI dan KANAN konvoi, seperti : Lubang, jalan yang rusak, polisi tidur dll. Isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta.

-6.4.13. Mengangkat telunjuk dan menggerakannya seperti memotong leher, adalah tanda untuk mematikan mesin, Isyarat ini disampaikan oleh kapten dan diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.14. Mengangkat ibu jari dan telunjuk, berarti " Rapihkan Parkir ", isyarat ini disampaikan oleh Kapten.

-6.4.15. Mengacungkan jempol, adalah tanda penghormatan, isyarat ini diawali oleh Vooridjer dan diikuti oleh semua peserta touring.

-6.4.16. Hand signal u/ mematikan klakson adalah tangan kanan / kiri menunjuk arah telinga kita.

-6.4.17. Mengangkat tangan kiri atau kanan dengan jari terkepal kecuali ibu jari dan kelingking, adalah tanda untuk memperjauh jarak antara peserta konvoi, isyarat ini diberikan oleh RC dan dikuti serta dipatuhi oleh semua peserta turing

-6.4.18. Pemberian isyarat harus memperhatikan keselamatan diri sendiri sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan isyarat.

-6.4.19. Pemberian isyarat dilakukan tanpa menimbulkan kesan arogansi dan mengintimidasi pengguna jalan lain. Misal: menunjuk pengendara lain agar menyingkir, berdiri diatas motor sambil memberi isyarat pengendara dari arah berlawanan untuk menyingkir, mengangkat kaki seolah-olah ingin menendang pengguna jalan lain, memberikan isyarat yang mengagetkan pengguna jalan lain, dst.

7. METODE KERJA PETUGAS TOURING
Gerakan teknis dan metode kerja petugas touring diuraikan tersendiri dalam Standard Operating Procedure Petugas Touring.

Sekian, jika ada kesalahan kata-kata, mohon dikoreksi ya... :)

Sumber :
http://www.akpol98.org/forum/forum_komentar.htm?id=28
http://www.honda-tiger.or.id/forum/

0 comments: