IBX5A6A7EDC370A1

Anouncement

Site in dalam masa pembangunan ulang, agar memudahkan dan berguna bagi para shoguners.
Admin-Birkov


Semuanya Tentang Ban

Sebagian besar pengendara sepeda motor mungkin kurang memperhatikan hal yang satu ini: ban. Padahal sebenarnya ban sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan tentunya keamanan dalam berkendara. Penggunaan ban yang tepat dapat membuat pengendara aman dan nyaman dalam berkendara.

Hal yang penting dalam memilih ban adalah: ukuran/lebar, jenis, dan motif.

Ukuran/lebar ban harus disesuaikan dengan kendaraan dan tujuan. Penggunaan ban dengan lebar yang kecil tentu saja memiliki bidang yang bergesekan dengan jalanan lebih kecil, yang artinya gaya gesek yang terjadi lebih kecil. Sehingga tenaga dari sepeda motor tidak banyak yang habis dalam pergesekan. Namun, karena kecilnya bidang gesek ini, maka akan beresiko motor gampang terpeleset jika melewati jalan yang berbatu atau tidak rata. Sebaliknya, dengan ban dengan tapak yang lebar sepeda motor cenderung lebih stabil, walaupun banyak tenaga yang terbuang karena besarnya gaya gesek ban dan jalan.

Jenis ban juga mempengaruhi keamanan. Ban kering atau ban basah? Untuk amannya, pilihlah ban basah, mengingat cuaca di Indonesia sekarang sedang tidak stabil, dapat terjadi hujan kapan saja (sebenarnya lebih tepat: Bandung, bukan Indonesia). Karena penggunaan ban kering di saat hujan sangat berbahaya. Contohnya saya beberapa waktu lalu yang hampir celaka karena ban belakang mengunci saat pengereman. Ini disebabkan karena ban tidak dapat "mencengkeram" jalan dengan baik saat kondisi jalanan basah. Karena itu juga, penggunaan ban kering saat jalanan basah atau licin juga beresiko terpeleset saat berbelok dengan rebahan yang cukup rendah.

Penggunaan ban basah saat kering juga tidak optimal. Karena bidang ban yang menapak ke jalanan lebih kecil karena banyak alur yang digunakan untuk "membuang" air. Namun, penggunaan ban basah saat kondisi jalanan kering jauh lebih aman daripada penggunaan ban kering saat hujan.

Kondisi kompon ban juga harap diperhatikan. Karena pada umumnya orang mengganti ban saat bannya sudah "habis" atau "gundul", padahal terkadang saat ban belum habis sementara komponnya sudah keras, sehingga "cenkeraman" ban ke jalanan sudah tidak optimal lagi. Untuk memeriksa kompon, dapat menggunakan metode yang sederhana: tekan-tekan ban dengan kuku jari, apakah masih cukup lembut? dan apakah ban tersebut cepat pulih kembali setelah "dilukai" dengan kuku tadi?

Hal lain yang dapat dijadikan parameter untuk penggantian ban adalah adanya keretakan pada karet ban (getas). Hal ini biasanya terjadi karena perubahan suhu yang cukup jauh. Misalnya saat motor diparkir di bawah terik matahari, maka suhu karet ban akan naik. Lalu kita melewati jalanan yang tergenang air, nah ban yang panas tersebut seketika "tersiram" oleh air yang suhunya jauh lebih dingin. Hal ini yang memicu pecahnya karet (getas).

Motif, cukup diperhatikan oleh kalangan fashion otomotif. Tapi jangan sampai salah memilih ban hanya karena motif. Motif alur yang ada di ban mempengaruhi kinerja ban saat melewati jalanan berair, alur tersebut berfungsi untuk menyimpan air dan membuangnya sehingga bagian ban lain dapat menapak di jalanan dengan sempurna. Sedangkan ban "slick" yang tidak mempunyai alur, sebaiknya tidak digunakan untuk jalanan berair atau basah, karena saat melintasi genangan air, ban tidak bersentuhan langsung dengan jalanan, namun "dibantali" dengan genangan air tersebut, sehingga rentan untuk "terpeleset".

Selain itu, juga terdapat jenis alur bidirectional dan unidirectional. Ban bidirectional dapat digunakan dalam dua arah (orientasi), ke arah depan dan ke belakang. Sehingga motif alurnya cenderung simetris secara vertikal. Ban ini biasanya didesain untuk penggunaan normal sehari-hari. Sementara ban unidirectional hanya dapat digunakan untuk satu arah (orientasi), tetapi ban jenis ini biasanya memiliki performa yang lebih baik dalam "membuang air". Karena di sepeda motor tidak ada kemungkinan memasang roda terbalik, lebih disarankan untuk menggunakan jenis ban unidirectional. Beda halnya dengan kendaraan roda empat, mobil, ban unidirectional cukup merepotkan, karena ban yang sudah terpasang di velg untuk roda sebelah kanan tidak dapat langsung di gunakan untuk sebelah kiri, karena "arah" ban-nya akan terbalik. Kasus ini biasanya terjadi pada ban serep. Karena biasanya persediaan ban serep hanya satu, sementara kita tidak dapat memprediksi roda sebelah kiri atau kanan yang akan digantikan.

Pada ban sepeda motor terdapat kode yang berupa angka atau huruf, misalnya :
2.75-17 41P atau 80/90-17 44P.
Informasi apa yang bisa kita dapat dari kode tersebut?
Dibawah ini kita bahas sebagian diantaranya.

Ada dua macam kode ban yang biasa digunakan yaitu kode Imperial dan Metric.
Contoh kode Imperial: 2.75-17 41P
2.75 Menunjukkan lebar ban (dalam satuan inchi).
Untuk kode Imperial, aspect ratio (perbandingan tinggi ban terhadap
lebar ban) didasarkan pada nilai 100% (tinggi ban = lebar ban).
17 Menunjukkan diameter velg dalam satuan inchi.
41 Menunjukkan beban maximum yang diperbolehkan (load index / LI).
LI 41 berarti beban maksimum yang dapat ditanggung sebesar 145 kg.
P Menunjukkan batas kecepatan maksimal pemakaian.

Contoh kode Metric: 80/90-17 44P
80 Menunjukkan lebar ban (dalam satuan mili meter).
90 Menunjukkan perbandingan tinggi ban terhadap lebarnya.
90 berarti perbandingan tinggi ban 90% dari lebarnya.
Jika lebar 80 mm, maka tinggi ban 90% x 80 mm = 72 mm.
Aspect ratio kecil akan meningkatkan stabilitas dan handling kendaraan.
17 Menunjukkan diameter velg dalam satuan inchi.
44 Menunjukkan beban maximum yang diperbolehkan (load index / LI).
LI 44 berarti beban maksimum yang dapat ditanggung sebesar 160 kg.
P Menunjukkan batas kecepatan pemakaian.

Note:
- K untuk kecepatan maksimal 110 km/jam
- L untuk kecepatan maksimal 120 km/jam
- M untuk kecepatan maksimal 130 km/jam
- N untuk kecepatan maksimal 140 km/jam
- P untuk kecepatan maksimal 150 km/jam
- Q untuk kecepatan maksimal 160 km/jam
- R untuk kecepatan maksimal 170 km/jam
- S untuk kecepatan maksimal 180 km/jam
- T untuk kecepatan maksimal 190 km/jam
- U untuk kecepatan maksimal 200 km.jam
- H untuk kecepatan maksimal 210 km/jam
- Z untuk kecepatan di atas 240 km/jam.

4PR Menunjukkan kekuatan ban yang didasarkan pada kekuatan serat kain ban/
ply rating, berarti penggunaan lapisan kain dari bahan nilon didalam
carcass berindikasi kekuatan setara dengan 4 lapisan kain ban.

Selain itu, ditunjukkan pula kode empat angka yang terdapat di sisi ban.
Misalnya, 2201.
Angka tersebut menyiratkan periode produksi ban.
Dua angka pertama menunjukan minggu.
Dua angka terakhir berarti tahun pembuatan.
Kode di atas berarti, ban tersebut diproduksi pada Minggu ke-22 Tahun 2001.

Mengetahui kode angka ini penting, mengingat semakin lama ban tersimpan,
semakin rentan terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban. Kompon yang
keras karena usia sudah lama, mengakibatkan ban tidak mencengkeram aspal pada
saat direm.

Karenanya, penting untuk mengetahui apakah kondisi ban yang dipakai masih
cukup layak. WS Haryadi, mekanik balap ngasih solusi mudah.
Caranya: tekan kompon ban dengan menggunakan ujung kuku. "Cukup bagus kalau
ada cetakan ujung kuku tadi. Berarti karet masih belum keras," bilang mekanik
31 Modified.

Jadi ketika kita akan membeli ban dengan merk yang berbeda perhatikan
kodenya, dan periksa apakah sama spesifikasinya dengan ban yang sebelumnya
kita gunakan.

Sumber : Oto & Motorplus

Perbedaan ban bias dan ban radial
Perbedaan mendasar dari Ban Bias dan Radial terletak pada susunan benang yang mengikat, berikut perbedaan detailnya :


Perbedaan ban bias dan ban radial 

Ban pada dasarnya diklasifikasikan ke dalam dua struktur sebagai berikut:

Struktur Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.

Struktur Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

Perbedaan ban bias dan ban tubeless 




Beberapa istilah dalam struktur ban :
  1. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern.
  2. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban biasa terbuat dari tekstil , sedang ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan diantara tread dan Casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
  3. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
  4. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada Pelek.
TABEL KONVERSI PLY RATING DENGAN LOAD RANGE


TABEL INDEK BEBAN DAN KAPASITAS PEMBEBANAN

Tabel indek beban adalah kode numerik yang menunjukkan kapasitas maksimum pembebanan pada kecepatan tertentu, sesuai dengan spesifikasi ban tersebut dalam standar, sampai dengan kecepatan 210 km/jam, bila melebihi kecepatan 210 km/jam, kapasitas pembebanan maksimum harus dikurangi sesuai dengan standar yang berlaku.



SIMBOL KECEPATAN

Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam terus menerus.


sumber sadran dari POL: http://www.prides-online.com

0 comments: